Kamis, 27 Desember 2012

KEKERASAN DALAM TAYANGAN ANAK-ANAK DI TELEVISI


Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki era tanpa batas (borderless). Setiap orang termasuk anak-anak dapat mengakses informasi melalui beragam bentuk media, termasuk televisi. Tayangan anak  merupakan satu dari sekian banyak program tayangan yang disuguhkan di layar kaca. Program tersebut pada dasarnya ditujukan bagi anak-anak agar mereka mendapat nilai-nilai positif  bagi perkembangan dirinya, seperti nilai agama, pendidikan, budi pekerti, dan moral.
Sesuai dengan tingkat perkembangannya, anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru apapun yang mereka lihat dari lingkungannya tanpa mempertimbangkan sisi baik atau buruk dan manfaat atau kerugian yang ditimbulkan dari tayangan yang ditontonnya. Hal ini terjadi karena anak-anak belum cukup memiliki daya pikir yang kritis sehingga mudah percaya dan terpengaruh oleh isi dan materi media yang dikonsumsinya. Itulah sebabnya, mereka memerlukan hiburan yang khusus dibuat untuk anak yaitu hiburan yang memperhatikan berbagai kebutuhan mereka.
Pada kenyataannya, saat ini tayangan yang terkandung dalam media layar kaca kerap menimbulkan perdebatan. Beberapa dari tayangan yang disajikan khusus untuk anak-anak malah mengandung unsur-unsur negatif yang justru membawa pengaruh buruk bagi perkembangan diri dan mental anak. Salah satu pengaruh buruk televisi adalah pada penyebaran nilai-nilai kekerasan yang terdapat dalam tayangan tersebut. Berdasarkan pada masalah ini, kami tertarik untuk memberikan gambaran tentang beberapa tayangan anak-anak di televisi yang mengandung unsur kekerasan.

Landasan Teori
A.    Definisi Kekerasan
Menurut Wikipedia, kekerasan berasal dari bahasa Latin: violentus yang berasal dari kata  atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa. Kekerasan dalam prinsip dasar hukum publik dan privat Romawi merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang umumnya berkaitan dengan kewenangannya, yaitu jika diterjemahkan secara bebas dapat diartikan bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.
B.     Keragaman Jenis Kekerasan
§  Kekerasan yang dilakukan perorangan, dapat berupa perlakuan kekerasan menggunakan fisik dengan indikator menggunakan tangan kosong, menggunakan senjata atau alat-alat lain,  (kekerasan seksual, memukul, menampar, menyakiti secara fisik, atau melibatkan anggota tubuh maupun alat lain untuk menyakiti fisik seseorang), kekerasan verbal dengan indikator membentak, memaki dan berkata-kata kasar, atau kekerasan psikologis dengan indikator menghina, merendahkan, melakukan tindakan yang bertujuan untuk melecehkan seseorang dalam lingkup lingkungannya.
§  Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max Weber didefinisikan sebagai monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan secara sah, yakni dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan, menjaga ketertiban umum atau dalam keadaan perang yang dapat berubah menjadi semacam perbuatan terorisme yang dilakukan oleh negara atau kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem (antara lain, genosida, dll.).
§  Tindakan kekerasan yang tercantum dalam hukum publik yakni tindakan kekerasan yang diancam oleh hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis).
§  Kekerasan dalam politik merupakan tindakan kekerasan dengan suatu klaim legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan mengatasnamakan suatu tujuan politik (revolusi, perlawanan terhadap penindasan, hak untuk memberontak atau alasan pembunuhan terhadap Raja Lalim) walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori hukum untuk pembelaan diri atau oleh doktrin hukum dalam kasus perlawanan terhadap penindasan di bawah tirani dalam doktrin hak asasi manusia.
§  Kekerasan simbolik, merupakan tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural. Dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi.
Kekerasan antara lain dapat pula berupa pelanggaran (penyiksaanpemerkosaanpemukulan, dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain maupun binatang. Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.

Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan secara langsung yang kami lakukan pada tayangan anak-anak di televisi maka diperoleh data sebagai berikut.
No
Tayangan
Jenis Kekerasan
1
Tom dan Jerry
-          Kekerasan fisik
-          Kekerasan verbal
2
Popeye
-          Kekerasan fisik
-          Kekerasan verbal
-          Kekerasan  psikologis

Dari tabel tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan dapat diketahui bahwa tayangan anak-anak Tom dan Jerry yang ditayangkan pada salah satu stasiun televisi di Indonesia mengandung unsur kekerasan. Tayangan yang berdurasi 12 menit ini menunjukkan adanya tujuh belas kali tindak kekerasan fisik dengan rincian tujuh kali kekerasan yang dilakukan Tom kepada Jerry, sembilan kali kekerasan yang dilakukan Jerry terhadap Tom, serta satu kali kekerasan yang dilakukan majikan Tom terhadap Tom. Kekerasan yang dilakukan Tom kepada Jerry berupa kekerasan fisik dengan menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Kekerasan tampak pada saat Tom memukul Jerry dengan alat-alat kebun seperti sekop dan cangkul serta saat Tom memukul kepala Jerry dan melemparnya ke tempat yang jauh. Kekerasan yang Jerry lakukan terhadap Tom dapat saksikan pada saat Jerry menusuk mata Tom dengan menggunakan wortel  dan pada saat Jerry menusuk bokong Tom dengan menggunakan benda tajam. Kekerasan fisik berikutnya dilakukan oleh majikan Tom kepada Tom. Kekerasan yang dilakukan majikan Tom tampak pada saat dia memukul kepala Tom dengan sapu. Dalam tayangan ini juga terdapat unsur kekerasan verbal yang dimunculkan sebanyak dua kali, yaitu pada saat majikan Tom memarahi Tom sambil mengucapkan kata-kata kasar contohnya “bodoh dan tidak berguna”.
Unsur kekerasan dalam tayangan anak-anak juga terlihat pada tayangan Popeye. Kartun Popeye yang berdurasi 20 menit ini menampilkan tindakan-tindakan kekerasan secara fisik, seperti pada saat Brutus melemparkan batu besar ke tubuh Popeye serta pada saat Popeye memukul dan menendang Brutus hingga Brutus terlempar ke laut. Berdasarkan pengamatan, kekerasan fisik dalam tayangan ini dimunculkan sebanyak delapan kali, dengan rincian lima kali serangan dari Brutus dan tiga kali serangan balik dari Popeye. Dalam kartun Popeye juga terdapat unsur kekerasan verbal yang dimunculkan sebanyak dua kali, yaitu pada saat Brutus mengucapkan kata sialan dan kurang ajar. Unsur kekerasan berikutnya dalam tayangan ini adalah kekerasan psikologis, seperti pengucapan kata-kata yang melecehkan Popeye seperti kata kurus dan jelek. Brutus juga mengatakan bahwa Popeye tidak sekaya dirinya, Popeye juga sempat dikatakan sebagai pria gagal dan tidak pantas untuk Olive. Kata-kata Brutus membuat Popeye bersedih, hal ini terlihat dari ekspresi wajah Popeye saat menanggapi kata-kata Brutus.  Kekerasan semacam ini dimunculkan sebanyak tiga kali dalam sekali tayang.

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan terhadap tayangan anak-anak di televisi dapat di simpulkan bahwa tayangan Tom dan Jerry mengandung unsur-unsur kekerasan berupa kekerasan fisik dan kekerasan verbal. Kartun Popeye juga mengandung unsur kekerasan fisik, verbal dan psikologis. Frekuensi kemunculan adegan kekerasan dalam kedua tayangan ini sangat tinggi, sehingga membuat tayangan-tayangan ini kurang baik bagi perkembangan anak. Tayangan Popeye serta Tom dan Jerry sebenarnya cukup menghibur dan seru bagi anak-anak, namun dalam tayangan tersebut terkandung unsur-unsur negatif yang dapat berpengaruh dalam proses perkembangan anak.
  

Daftar Pustaka


Fadhilah, N. A. (2011, Maret 4). Kekerasan dalam Tayangan Anak-anak di Televisi: Kompasiana. Retrieved Desember 10, 2012, from Kompasiana Web site: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/03/04/kekerasan-dalam-tayangan-anak-anak-di-televisi/
Wikipedia. (n.d.). Kekerasan: Wikipedia. Retrieved Desember 9, 2012, from Wikipedia Web site: http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar