Latar Belakang
Perkembangan
teknologi informasi saat ini telah memasuki era tanpa batas (borderless). Setiap orang termasuk
anak-anak dapat mengakses informasi melalui beragam bentuk media, termasuk
televisi. Tayangan anak merupakan satu dari sekian banyak program
tayangan yang disuguhkan di layar kaca. Program tersebut pada dasarnya
ditujukan bagi anak-anak agar mereka mendapat nilai-nilai positif bagi
perkembangan dirinya, seperti nilai agama, pendidikan, budi pekerti, dan moral.
Sesuai
dengan tingkat perkembangannya, anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru
apapun yang mereka lihat dari lingkungannya tanpa mempertimbangkan sisi baik
atau buruk dan manfaat atau kerugian yang ditimbulkan dari tayangan yang
ditontonnya. Hal ini terjadi karena anak-anak belum cukup memiliki daya pikir
yang kritis sehingga mudah percaya dan terpengaruh oleh isi dan materi media
yang dikonsumsinya. Itulah sebabnya, mereka memerlukan hiburan yang khusus
dibuat untuk anak yaitu hiburan yang memperhatikan berbagai kebutuhan mereka.
Pada
kenyataannya, saat ini tayangan yang terkandung dalam media layar kaca kerap
menimbulkan perdebatan. Beberapa dari tayangan yang disajikan khusus untuk
anak-anak malah mengandung unsur-unsur negatif yang justru membawa pengaruh
buruk bagi perkembangan diri dan mental anak. Salah satu pengaruh buruk
televisi adalah pada penyebaran nilai-nilai kekerasan yang terdapat dalam
tayangan tersebut. Berdasarkan pada masalah ini, kami tertarik untuk memberikan
gambaran tentang beberapa tayangan anak-anak di televisi yang mengandung unsur kekerasan.
Landasan Teori
A.
Definisi Kekerasan
Menurut Wikipedia, kekerasan berasal dari bahasa Latin: violentus yang berasal dari kata vī atau vīs berarti
kekuasaan atau berkuasa. Kekerasan dalam prinsip dasar hukum publik dan privat Romawi merupakan
sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang
mencerminkan pada tindakan agresi dan
penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok orang umumnya berkaitan dengan kewenangannya, yaitu
jika diterjemahkan secara bebas dapat diartikan bahwa semua kewenangan tanpa
mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat
pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.
B.
Keragaman Jenis Kekerasan
§ Kekerasan
yang dilakukan perorangan, dapat berupa perlakuan kekerasan menggunakan fisik dengan indikator
menggunakan tangan kosong, menggunakan senjata atau alat-alat lain, (kekerasan seksual, memukul, menampar,
menyakiti secara fisik, atau melibatkan anggota tubuh maupun alat lain untuk menyakiti
fisik seseorang), kekerasan verbal dengan indikator membentak, memaki dan
berkata-kata kasar, atau kekerasan psikologis dengan indikator menghina,
merendahkan, melakukan tindakan yang bertujuan untuk melecehkan seseorang dalam
lingkup lingkungannya.
§ Kekerasan
yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max Weber didefinisikan sebagai monopoli,
legitimasi untuk melakukan kekerasan secara sah, yakni dengan alasan untuk
melaksanakan putusan pengadilan, menjaga ketertiban umum atau dalam keadaan
perang yang dapat berubah menjadi semacam perbuatan terorisme yang dilakukan
oleh negara atau kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem
(antara lain, genosida, dll.).
§ Tindakan
kekerasan yang tercantum dalam hukum publik yakni tindakan kekerasan yang diancam oleh hukum
pidana (sosial, ekonomi atau psikologis).
§ Kekerasan
dalam politik merupakan
tindakan kekerasan dengan suatu klaim legitimasi bahwa mereka dapat
melakukannya dengan mengatasnamakan suatu tujuan politik (revolusi, perlawanan
terhadap penindasan, hak untuk memberontak atau alasan pembunuhan terhadap Raja
Lalim) walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori hukum untuk
pembelaan diri atau oleh doktrin hukum dalam kasus perlawanan terhadap
penindasan di bawah tirani dalam doktrin hak asasi manusia.
§ Kekerasan
simbolik, merupakan tindakan kekerasan
yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural. Dalam beberapa
kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi.
Kekerasan antara lain dapat pula
berupa pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.) yang menyebabkan atau
dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain maupun
binatang. Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak.
Hasil Penelitian
Dari
hasil pengamatan secara langsung yang kami lakukan pada tayangan anak-anak di
televisi maka diperoleh data sebagai berikut.
No
|
Tayangan
|
Jenis
Kekerasan
|
1
|
Tom dan Jerry
|
-
Kekerasan fisik
-
Kekerasan verbal
|
2
|
Popeye
|
-
Kekerasan fisik
-
Kekerasan verbal
-
Kekerasan psikologis
|
Dari
tabel tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan dapat diketahui bahwa
tayangan anak-anak Tom dan Jerry yang ditayangkan pada salah satu stasiun televisi
di Indonesia mengandung unsur kekerasan. Tayangan yang berdurasi 12 menit ini
menunjukkan adanya tujuh belas kali tindak kekerasan fisik dengan rincian tujuh
kali kekerasan yang dilakukan Tom kepada Jerry, sembilan kali kekerasan yang
dilakukan Jerry terhadap Tom, serta satu kali kekerasan yang dilakukan majikan
Tom terhadap Tom. Kekerasan yang dilakukan Tom kepada Jerry berupa kekerasan fisik
dengan menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Kekerasan tampak pada
saat Tom memukul Jerry dengan alat-alat kebun seperti sekop dan cangkul serta
saat Tom memukul kepala Jerry dan melemparnya ke tempat yang jauh. Kekerasan
yang Jerry lakukan terhadap Tom dapat saksikan pada saat Jerry menusuk mata Tom
dengan menggunakan wortel dan pada saat
Jerry menusuk bokong Tom dengan menggunakan benda tajam. Kekerasan fisik
berikutnya dilakukan oleh majikan Tom kepada Tom. Kekerasan yang dilakukan
majikan Tom tampak pada saat dia memukul kepala Tom dengan sapu. Dalam tayangan
ini juga terdapat unsur kekerasan verbal yang dimunculkan sebanyak dua kali,
yaitu pada saat majikan Tom memarahi Tom sambil mengucapkan kata-kata kasar
contohnya “bodoh dan tidak berguna”.
Unsur
kekerasan dalam tayangan anak-anak juga terlihat pada tayangan Popeye. Kartun
Popeye yang berdurasi 20 menit ini menampilkan tindakan-tindakan kekerasan
secara fisik, seperti pada saat Brutus melemparkan batu besar ke tubuh Popeye
serta pada saat Popeye memukul dan menendang Brutus hingga Brutus terlempar ke
laut. Berdasarkan pengamatan, kekerasan fisik dalam tayangan ini dimunculkan
sebanyak delapan kali, dengan rincian lima kali serangan dari Brutus dan tiga
kali serangan balik dari Popeye. Dalam kartun Popeye juga terdapat unsur kekerasan
verbal yang dimunculkan sebanyak dua kali, yaitu pada saat Brutus mengucapkan
kata sialan dan kurang ajar. Unsur kekerasan berikutnya dalam tayangan ini
adalah kekerasan psikologis, seperti pengucapan kata-kata yang melecehkan
Popeye seperti kata kurus dan jelek. Brutus juga mengatakan bahwa Popeye tidak
sekaya dirinya, Popeye juga sempat dikatakan sebagai pria gagal dan tidak
pantas untuk Olive. Kata-kata Brutus membuat Popeye bersedih, hal ini terlihat
dari ekspresi wajah Popeye saat menanggapi kata-kata Brutus. Kekerasan semacam ini dimunculkan sebanyak
tiga kali dalam sekali tayang.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan langsung yang dilakukan terhadap tayangan anak-anak di
televisi dapat di simpulkan bahwa tayangan Tom dan Jerry mengandung unsur-unsur
kekerasan berupa kekerasan fisik dan kekerasan verbal. Kartun Popeye juga
mengandung unsur kekerasan fisik, verbal dan psikologis. Frekuensi kemunculan adegan
kekerasan dalam kedua tayangan ini sangat tinggi, sehingga membuat tayangan-tayangan
ini kurang baik bagi perkembangan anak. Tayangan Popeye serta Tom dan Jerry
sebenarnya cukup menghibur dan seru bagi anak-anak, namun dalam tayangan
tersebut terkandung unsur-unsur negatif yang dapat berpengaruh dalam proses
perkembangan anak.
Daftar Pustaka
Fadhilah, N. A. (2011, Maret 4). Kekerasan dalam
Tayangan Anak-anak di Televisi: Kompasiana. Retrieved Desember 10, 2012,
from Kompasiana Web site:
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/03/04/kekerasan-dalam-tayangan-anak-anak-di-televisi/
Wikipedia. (n.d.). Kekerasan: Wikipedia. Retrieved
Desember 9, 2012, from Wikipedia Web site:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar