Manusia seringkali diperhadapkan dengan
berbagai macam masalah dalam menjalani kehidupannya, hal ini kadang membuat sebagian
dari mereka merasa stress dan frustasi. Masalah ini membuat manusia merasa perlu
untuk sejenak melepaskan diri dari beban yang mereka hadapi dengan tujuan mengubah
suasana hati dan pikiran mereka menjadi lebih tenang. Terdapat berbagai cara bagi
manusia untuk mencapai suasana alam bawah sadar mereka yang tenang salah satunya
dengan melakukan meditasi. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi kekacauan
sosial, dimana manusia mulai mencari cara singkat menghasilkan perubahan kesadaran
dan ketenangan pikiran, terutama melalui penggunaan obat-obatan psikoadiktif.
Dalam hal ini Wade dan Tavris membahas pengertian dan tujuan sebenarnya dari meditasi
dan obat-obatan psikoadiktif serta mengidentifikasi hubungan di antara keduanya.
Buku karya Wade dan Tavris 2007 menyatakan
bahwa terdapat budaya yang menganjurkan seseorang melakukan meditasi sebagai cara
untuk menenangkan pikiran dan mendapatkan pencerahan spiritual. Meditasi itu sendiri
merupakan kegiatan berdiam diri sambil memasuki alam bawah sadar, ini ditujukan
untuk melepaskan diri dari alam kesadaran kita, mencapai euforia, serta memperoleh
semangat baru. Dari usaha manusia mencapai ketenangan ini tercermin bahwa manusia
membutuhkan waktu khusus untuk dirinya sendiri dan kesadarannya sama dengan kebutuhan
mereka terhadap makan dan minum.
Di sisi lain, sebagian manusia mencari
cara pengalihan kesadaran melalui obat-obatan psikoaktif. Obat-obatan psikoaktif
adalah senyawa yang dapat mengubah persepsi, suasana hati, pikiran, ingatan,
atau perilaku dengan cara mempengaruhi zat-zat biokimia dalam tubuh (Carol Wade
and Carol Travis: Psychology). Obat-obatan psikoaktif dibagi ke dalam empat jenis,
yaitu stimulan, depresan, opiat, dan obat-obatan psychedelic. Obat-obatan
stimulant membuat pemakainya merasakan perasaan senang, percaya diri dan
euphoria. Yang termasuk dalam kategori obat jenis ini adalah nikotin, kafein,
kokain, amfetamin, dan hidroklorida metamfetamin. Obat-obatan depresan membuat pemakainya
merasa tenang atau mengantuk, meredakan kecemasan,
meredakan rasa bersalah, dan meredakan rasa malu. Obat yang termasuk dalam kelompok
ini adalah alkohol, obat penenang, barbiturate, dan sebagian zat kimia umum
yang dihirup oleh beberapa orang. Obat-obatan opiat menimbulkan efek yang sama dengan
obat-obatan stimulan namun opiat berfungsi meredakan rasa sakit. Yang termasuk kategori
obat jenis ini adalah opium, morfin, heroin, dan methadone. Obat-obatan
psychedelic mengganggu pikiran yang normal seperti halusinasi. Obat yang
termasuk dalam jenis ini adalah mescaline dan psilocybin. Penggunaan obat-obatan
psikoaktif yang walaupun berbeda jenis dan kegunaannya, namun tertuju pada satu
tujuan yaitu untuk merubah kesadaran. Seolah mengatasi masalah yang terjadi dalam
pikiran dan jiwa, namun justru membuat kesehatan jiwa dan raga terancam. Karena
mengonsumsi obat-obatan psikoaktif secara rutin dapat membuat ketergantungan. Ketergantungan
ini berupa ketergantungan psikologis dan fisiologis. Ketergantungan psikologis maksudnya
adalah ketika seseorang yang telah terbiasa mengonsumsi obat-obatan psikoadiktif
dalam jumlah besar berhenti mengonsumsi obat-obatan ini, maka mereka akan mengalami
withdrawal atau akrab disebut dengan sakau. Sedangkan ketergantungan fisiologis
dapat menyebabkan efek toleransi, dimana seiring dengan berjalannya waktu,
semakin besar jumlah obat yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang sama,
hal ini dapat menyebabkan gangguan sel-sel syaraf pada otak juga dapat menyebabkan
kematian.
Alasan seseorang menggunakan obat-obatan
psikoaktif, yaitu untuk mengatasi kecemasan, mendapatkan ketenangan, bahkan untuk
meningkatkan stamina merupakan alasan dan tujuan yang sama yang
melatarbelakangi seseorang melakukan meditasi. Jika hal tersebut demikian, maka
dapat kita identifikasikan bahwa meditasi dapat menjadi terapi yang ampuh mengatasi
ketergantungan obat-obatan. Seseorang bisa mendapatkan ketenangan jiwa, merasa bersemangat,
dan bahkan terhindar dari stress dengan cara yang tidak merugikan diri sendiri,
seperti mengonsumsi obat-obatan psikoaktif, melalui meditasi. Orang-orang yang
ketergantungan obat-obatan dapat sadar diketidaksadarannya melalui meditasi. Dengan
meditasi, seseorang dapat mencapai titik spiritual tertinggi.
Dari penjelasan tentang meditasi dan
obat psikoadiktif dinyatakan bahwa kegiatan meditasi dan penggunaan obat-obatan
psikoadiktif pada dasarnya memiliki alasan yang sama, yaitu untuk mengubah kesadaran,
mengatasi kecemasan, memperoleh ketenangan, serta untuk memperoleh stamina dan semangat
baru. Berdasarkan tujuan yang sama tersebut dapat disimpulkan bahwa meditasi dapat
berperan dalam mengurangi masalah ketergantungan obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar