Kamis, 27 Desember 2012

Homoseksual, Nature or Nurture?


Dalam beberapa tahun terakhir ini, penyimpangan dalam masyarakat sering menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Menurut jurnal kedokteran Amerika (Suyatno, 2009) salah satu contoh kasus penyimpangan adalah fenomena homoseksual. Secara normal, setiap orang akan merasa tertarik kepada orang lain dengan jenis kelamin yang berbeda, yaitu antara pria dan wanita. Keadaan tersebut kemudian menjadi menyimpang ketika ketertarikan secara seksual bukan lagi terhadap lawan jenis, tetapi kepada sesama jenis. Yang menjadi perdebatan saat ini adalah apakah homoseksual disebabkan oleh gen dan karakteristik dasar yang ada sejak lahir (nature) atau disebabkan oleh keadaan lingkungan dan pengalaman hidup (nurture).
Homoseksualitas adalah hubungan atau rasa ketertarikan seksual antara individu berjenis kelamin yang sama. Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbian untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis. Perilaku homoseksual dianggap sebagai sebuah kelainan, bahkan sebagai sebuah penyakit. Pada tahun 1973, American Psychiatric Assosiation (APA), menyatakan bahwa perilaku homoseksual bukanlah sebuah kelainan, melainkan sebuah orientasi seksual atau pilihan (preference).
Dalam penelitian biologis yang dilakukan oleh Dean Hammer ditemukan bahwa homoseksualitas disebabkan oleh kelainan genetis. Kelainan itu terjadi pada suatu segmen kromosom X yang diwariskan oleh ibu dan diberi kode Xq 28. Hammer mendeteksi kelainan di kromosom Xq 28 pada 33 pasang pria homoseksual. Beberapa tahun kemudian George Rice, peneliti dari Universitas Northwestern, Ontario, Kanada, menemukan bahwa pada pria gay yang ditelitinya, ternyata tak dijumpai keanehan pada kromosom Xq 28. Penemuan itu diperolehnya setelah meneliti 52 pasangan gay, yang ternyata frekuensi Xq 28 sangat sedikit ditemukan, namun Rice tidak membuktikan bahwa temuan Hammer salah, sebab kedua penelitian itu sama-sama berskala kecil, sedangkan gen yang spesifik sangat sulit ditemukan. Rice sendiri mengakui, dia tidak hendak meniadakan hipotesis bahwa homoseksual berhubungan dengan faktor genetis. Ia hanya menemukan bahwa Xq 28 bukanlah segmen yang berhubungan dengan orientasi seksual kepada teman sejenis. Oleh karena itu, penelitian faktor genetis pencetus homoseksual harus dilanjutkan. Di sisi lain dia sangat yakin dengan temuannya, terutama karena ia telah melakukan dua studi lanjutan yang memperkuat penelitian sebelumnya. Karena itu, penelitian Rice diartikan sebagai bukti bahwa tidak semua kasus homoseksual disebabkan oleh Xq 28.
Di sisi lain beberapa ahli teori sosial berpendapat bahwa faktor lingkungan dan pengalaman merupakan faktor utama dalam pembentukan perilaku dan kepribadian seseorang  termasuk dalam orientasi seksual. Mereka berpendapat bahwa homoseksual disebabkan oleh kelainan pola asuh yang mempengaruhi perkembangan psikoseksual pada masa kecil, kebiasaan yang berakar pada budaya setempat, pelecehan seksual, pengaruh pergaulan atau sejarah hidup buruk lainnya mempengaruhi orientasi seksual. Pendapat ini didasari oleh argument Sigmund Freud, Psikoanalisis dari Austria 1905 yang menyatakan bahwa setiap manusia lahir biseksual, di mana dengan terjadinya pengaruh perkembangan hidupnya bisa hetero atau menjadi homoseksual, karena Indentitas sosial dan psikologi setiap manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidup serta pengalamannya.
Setelah mempelajari beberapa penyebab homoseksual baik biologis maupun sosial, diketahui bahwa belum ada satu teori atau percobaan yang mengarah ke jawaban pasti, namun dari pemaparan beberapa fakta mengenai homoseksualitas dapat disimpulkan bahwa penyebab utama homoseksual disebabkan oleh lingkungan serta faktor-faktor penentu perkembangan kondisi psikis. Penyimpangan biologis pun dapat menjadi potensi yang berbahaya dalam mendukung penyimpangan seksualitas secara tidak langsung.









Daftar Pustaka


Fadilah, N. A. (2011, Maret 3). Homoseksualitas, Nature atau Nurture: Kompasiana. Retrieved 12 4, 2012, from Kompasiana: www.kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2011/03/03/homoseksualitas-nature-atau-nurture/
Homoseksual: Wikipedia. (n.d.). Retrieved Desember 4, 2012, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas
Mustika, A. (2009, November 22). Homoseksualitas, Nature or Nurture? Retrieved Desember 4, 2012, from Scribd: http://id.scribd.com/doc/52006502/Homoseksual-Nature-or-Nurture
Suyatno, I. M. (2009, November 14). Penyimpangan Seksual: Komunitas Blog Undip. Retrieved Desember 16, 2012, from Komunitas Blog Undip: http://suyatno.blog.undip.ac.id/2009/11/14/penyimpangan-seksual/
Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi. In C. Wade, & C. Tavris, Gen, Evolusi, dan Lingkungan (pp. 75-76). Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar