Dalam beberapa tahun terakhir ini, penyimpangan dalam
masyarakat sering menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Menurut
jurnal kedokteran Amerika (Suyatno, 2009) salah satu contoh kasus penyimpangan
adalah fenomena homoseksual. Secara normal, setiap
orang akan merasa tertarik kepada orang lain dengan jenis kelamin yang berbeda,
yaitu antara pria dan wanita. Keadaan tersebut kemudian menjadi menyimpang ketika
ketertarikan secara seksual bukan lagi terhadap lawan jenis, tetapi kepada
sesama jenis. Yang menjadi perdebatan saat ini adalah apakah homoseksual
disebabkan oleh gen dan karakteristik dasar yang ada sejak lahir (nature) atau disebabkan oleh keadaan
lingkungan dan pengalaman hidup (nurture).
Homoseksualitas adalah hubungan atau rasa ketertarikan
seksual antara individu berjenis kelamin yang sama.
Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbian untuk perempuan pecinta sesama
jenis dan gay
untuk pria pecinta sesama jenis. Perilaku
homoseksual dianggap sebagai sebuah kelainan, bahkan sebagai sebuah penyakit.
Pada tahun 1973, American
Psychiatric Assosiation (APA),
menyatakan bahwa perilaku homoseksual bukanlah sebuah kelainan, melainkan
sebuah orientasi seksual atau pilihan (preference).
Dalam penelitian biologis yang dilakukan oleh Dean Hammer
ditemukan bahwa homoseksualitas disebabkan oleh kelainan genetis. Kelainan itu
terjadi pada suatu segmen kromosom X yang diwariskan oleh ibu dan diberi kode
Xq 28. Hammer mendeteksi kelainan di kromosom Xq 28 pada 33 pasang pria
homoseksual. Beberapa tahun kemudian George Rice, peneliti dari Universitas
Northwestern, Ontario, Kanada, menemukan bahwa pada pria gay yang ditelitinya, ternyata tak dijumpai keanehan pada kromosom
Xq 28. Penemuan itu diperolehnya setelah meneliti 52 pasangan gay, yang ternyata frekuensi Xq 28 sangat
sedikit ditemukan, namun Rice tidak
membuktikan bahwa temuan Hammer salah, sebab kedua penelitian itu sama-sama
berskala kecil, sedangkan gen yang spesifik sangat sulit ditemukan. Rice
sendiri mengakui, dia tidak hendak meniadakan hipotesis bahwa homoseksual
berhubungan dengan faktor genetis. Ia hanya menemukan bahwa Xq 28 bukanlah segmen yang berhubungan dengan orientasi
seksual kepada teman sejenis. Oleh karena itu, penelitian faktor genetis
pencetus homoseksual harus dilanjutkan. Di sisi lain dia sangat yakin dengan temuannya, terutama karena ia telah
melakukan dua studi lanjutan yang memperkuat penelitian sebelumnya. Karena itu,
penelitian Rice diartikan sebagai bukti bahwa tidak semua kasus homoseksual
disebabkan oleh Xq 28.
Di sisi lain beberapa ahli teori sosial berpendapat bahwa
faktor lingkungan dan pengalaman merupakan faktor utama dalam pembentukan
perilaku dan kepribadian seseorang
termasuk dalam orientasi seksual. Mereka berpendapat bahwa homoseksual
disebabkan oleh kelainan pola asuh yang mempengaruhi perkembangan psikoseksual
pada masa kecil, kebiasaan yang berakar pada budaya setempat, pelecehan
seksual, pengaruh pergaulan atau sejarah hidup buruk lainnya mempengaruhi
orientasi seksual. Pendapat ini didasari oleh argument Sigmund Freud,
Psikoanalisis dari Austria 1905 yang menyatakan bahwa setiap manusia lahir
biseksual, di mana dengan terjadinya pengaruh perkembangan hidupnya bisa hetero
atau menjadi homoseksual, karena Indentitas sosial dan psikologi setiap manusia
dipengaruhi oleh lingkungan hidup serta pengalamannya.
Setelah mempelajari beberapa penyebab homoseksual baik
biologis maupun sosial, diketahui bahwa belum ada satu teori atau percobaan yang mengarah ke
jawaban pasti, namun
dari pemaparan beberapa fakta mengenai homoseksualitas dapat disimpulkan bahwa
penyebab utama homoseksual disebabkan oleh lingkungan serta faktor-faktor
penentu perkembangan kondisi psikis. Penyimpangan biologis pun dapat menjadi
potensi yang berbahaya dalam mendukung penyimpangan seksualitas secara tidak
langsung.
Daftar Pustaka
Fadilah, N. A. (2011, Maret 3). Homoseksualitas,
Nature atau Nurture: Kompasiana. Retrieved 12 4, 2012, from Kompasiana:
www.kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2011/03/03/homoseksualitas-nature-atau-nurture/
Homoseksual: Wikipedia. (n.d.). Retrieved Desember 4, 2012, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas
Mustika, A. (2009, November 22). Homoseksualitas, Nature
or Nurture? Retrieved Desember 4, 2012, from Scribd:
http://id.scribd.com/doc/52006502/Homoseksual-Nature-or-Nurture
Suyatno, I. M. (2009, November 14). Penyimpangan
Seksual: Komunitas Blog Undip. Retrieved Desember 16, 2012, from
Komunitas Blog Undip:
http://suyatno.blog.undip.ac.id/2009/11/14/penyimpangan-seksual/
Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi. In C. Wade,
& C. Tavris, Gen, Evolusi, dan Lingkungan (pp. 75-76). Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar